pintu masuk Rowo Banyu, sumber google. |
Rowo bayu berasal dari kata rowo yang berarti “rawa” sedangakan bayu itu berasal dari nama desa yaitu “desa Bayu”. Berada di kawasan hutan petak 8, dusun sambung rejo, desa bayu, kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi-Jawa Timur. Lokasinya berada di ketinggian kurang lebih 800 meter di atas permukaan laut, sehingga udara dikawasan ini sangat sejuk.
Rawa bayu adalah sebuah rawa yang dikanan kirinya masih ditumbuhi tanaman asri dan kawasan hutan lindung. Keasrian ini membuat satwa dan fauna di rawa bayu masih banyak populasinya. Ditengah areal rawa bayu terdapat sebuah telaga dengan diameter 50 meter,air rawa yang tenang dan berwarna hijau diperkirakan memiliki kedalaman antara 7 sampai 8 meter. Rowo bayu sering dimanfaatkan oleh berbagai element masyarakat / pengunjung diantaranya sebagai tempat ritual dan bersemedi juga sebagai tempat wisata religi. Selain itu rawa bayu juga dimanfaatkan oleh pelajar sebagai media pembelajaran.
Berbagai
pemandangan alam yang asri disuguhkan diarea rowo bayu, jajaran hutan pinus
yang sangat indah,menambah kesan asri dan sejuk. Di kawasan rawa terdapat satu
pohon yang usianya mencapai ratusan tahun yang berada di atas bukit , pohon
tersebut merupakan gabungan dari pohon beringin dan pohon apak, yang pada
bagian tengahnya terdapat rongga yang menyerupai goa dengan lilitan akar pada
bagian pohon tersebut.
Sebuah bangunan candi
Nampak kokoh berdiri di atas bukit yang menurut juru kunci setempat
disebut candi puncak agung macan putih yang didirikan untuk menghormati roh
para leluhur yang telah berjasa dalam mempertahankan tanah blambangan dalam
perang puputan bayu tahun 1771. Konon, area ini dulu digunakan para pejuang
perang puputan bayu bersembunyi dan mengatur strategi melawan kompeni.
Selanjutnya menyusuri
jalan setapak area rawa, pada ujung rawa terdapat sebuah bangunan sejarah situs
batu suci petilasan prabu tawang alun Raja blambangan pada tahun 1770 masehi.
Pada candi tersebut digunakan untuk bertapa prabu Tawangalun untuk
mendapatkan wangsit sebelum mendirikan kerajaan Blambangan. Disekitar bangunan
ini terdapat mata air yang dipercaya sebagai mata air suci, yang ditampung
didalam kolam (sendang).
Terdapat tiga mata air (sendang) ditempat ini
diantaranya
- sendang keputren
- Sendang Wigangga (berupa pancuran patung yang berbentuk seorang wanita membawa kendi (tempat air kuno)
- Sendang Kamulyan ( tepat berada di belakang bangunan petilasan). Tempat ini sekaligus menjadi tempat petilasan prabu tawangalun
Selain itu mata air yang mengalir di Rawa bayu
juga dimanfaatkan oleh dinas PU untuk mengairi persawahan dan ladang di desa
bayu dan sekitarnya.
Akses menuju tempat wisata
Berjarak sekitar 35 km dari pusat kota banyuwangi
atau 35 km dari Kecamatan Genteng, untuk menuju tempat ini tidaklah sulit.
Pengunjung dapat menempuhnya dengan kendaraan pribadi (mobil dan motor)
melewati persawahan, permukiman warga dan kawasan hutan lindung.
No comments:
Post a Comment