Saturday, November 29, 2014

Teluk Hijau ( Green Bay )


Teluk ijo dalam bahasa Jawa atau di sebut teluk hijau berlokasi di Kecamatan Pesanggaran tepatnya di desa Sarongan. Berjarak sekitar 90 km arah selatan dari kota Banyuwangi. Untuk menuju pantai ini dari Banyuwangi kita tinggal mengikuti petunjuk arah menuju Pesanggaran-Sarongan-Sukamade yang masih satu jalur dengan rute menuju pantai sukamade Taman Nasional Merubetiri.
Teluk Hijau memiliki keunikan pasir putih yang halus dan mudah melekat di kulit. Teluk yang memiliki panorama air laut berwarna hijau dengan hamparan pasir putih dan air terjun setinggi 8 meter. Diujung barat dan timur juga terdapat batuan karang. Memiliki air laut yang jernih dan berwarna kehijauan dan suasana yang asri membuat siapapun yang melihatnya merasa kagum. Disini kita bisa berenang atau sekedar bermain air dipantainya. Di sisi timur ada sebuah air terjun air tawar dengan debit yang sedang dan biasa dipakai uuntuk membilas badan selepas berenang dipantai. Untuk yang suka camping dilokasi ini juga cukup bagus untuk mendirikan tenda.

Untuk kendaraan bisa diparkir di dekat pantai Rajagwesi kemudian berjalan menuju teluk ijo sejauh kurang lebih 2km. Ada juga tempat parkir yang lebih dekat dengan teluk ijo, tp jalan yang akan dilalui berupa jalan yang sangat rusak.

Penujuk arah menuju Teluk ijo sudah cukup jelas, jadi tidak usah takut nyasar.

Pulau Tabuhan

Pulau Tabuhan - Banyuwangi

Pulau Tabuhan terletak 20 Km dari pusat kota Banyuwangi, persis di tengah selat Bali yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Bali. Tepat berada di desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, pulau ini memiliki luas sekitar 5 hektar.

Kebun laut yang eksotis, terumbu karang yang memukau dan dihuni oleh ribuan spesies ikan, bunga karang, udang karang dan berbagai tumbuhan laut adalah menu utama yang di sajikan oleh keindahan Pulau Tabuhan. Ditambah lagi, dengan kejernihan airnya, Pulau Tabuhan sangat cocok untuk mereka yang gemar agak kegiatan maritim seperti scuba diving.
Selain para satwa laut dan biota laut, berbagai jenis satwa darat pun bisa hidup dengan nyaman di pulau ini. Seperti contoh, burung Maleo yang terkenal dari Pulau Seulawesi selalu bermigrasi di habitat pulau tabuhan.

Pulau Tabuhan terletak di sebelah utara Kota Kabupaten Banyuwangi tepatnya di desa Bangsring, kecamatan Wongsorejo. Pulau Tabuhan Merupakan Pulau kecil dengan luas kurang lebih 3 hektar.Pulau Tabuhan memiliki pemandangan yang sangat Indah dengan potensi alam bawah laut yang sungguh menawan. Pasir putihnya yang masih halus belum terjamah terhampar di sekeliling pulau mungil itu.
Untuk menuju Pulau Tabuhan, diawalai dari daerah Bunder. Bunder juga merupakan lokasi alam bawah laut yang indah, daerah ini juga sering disebut dengan “Bangsring underwater”. Bunder merupakan kawasan konservasi alam laut, habitat alam bawah lautnya dilestarikan dan dilindungi atas dasar kesadaran oleh masyarakat nelayan setempat. Berjuta-juta jenis ikan dan karang ada di bunder underwater. Dari daerah Bunder, untuk menuju Pulau tabuhan telah disediakan kapal mini milik nelayan dengan kapasitas 10, 15 dan 4 orang.
Bagi Anda yang senang menikmati alam bawah laut, selain kapal sebagai transportasi menuju Pulau Tabuhan, telah disediakan juga fasilitas persewaan alat-alat snorkeling, kamera underwater dan peralatan diving.
Disini Anda dapat menikmati dua lokasi alam bawah laut yaitu, di Pulau Tabuhan dan di Bangsring Underwater. Jika Anda ingin menikmati pulau kecil nan indah sekaligus pesona Alam bawah laut Anda harus naik kapal menuju pulau Tabuhan. Namun, jika hanya ingin menikmati alam bawah laut, Anda tidak perlu menuju Pulau Tabuhan, Bangsring Underwater pun penuh dengan keindahan alam bawah laut.

Pantai Grajagan

Pantai Grajagan


Pantai Grajagan terletak sekitar 52 Km ke arah selatan dari kota Banyuwangi. Posisinya yang dekat dengan Pantai Plengkung menjadikan pantai Grajagan sebagai pintu masuk ke Plengkung.
Pantai Grajagan juga menjadi bagian dari Taman Nasional Alas Purwo dengan luar sekitar 314 hektar, tepatnya berlokasi di desa Grajagan, kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.
Selain pantai, di kawasan ini terdapat beberapa goa buatan yang terletak di ketinggian, sehingga bisa di manfaatkan untuk melihat pemandangan dari atas. Untuk mereka yang ingin bermalam dan menikmati keheningan alam Pantai Grajagan, disediakan 10 kamar dan 2 bungalow yang langsung menghadap ke laut. Suasana romantis dan eksotis akan mengusik kenyamanan anda.

Jika anda penyuka olahraga selancar (surfing) sepertinya Anda harus menjajal "seksi" nya ombak di Pantai Grajagan, pantai Grajagan memiliki gelombang konsisten rideable di dunia yang hanya direkomendasikan untuk peselancar profesional.

Untuk surfing di Pantai Grajakan, panjang ombak mencapai 1 kilometer. Spot yang terbaik ada di Plawangan. Jaraknya sekitar 300 meter dari bibir pantai sini," kata Sucipto (35), pelatih surfing yang lahir di Desa Grajagan. Untuk menuju ke Plawangan biasanya ia menyusuri garis pantai yang dipenuhi bebatuan.
Selain pantai Pelengkung (G-Land) dan pulau merah, pantai gerajagan bisa Jadi alternatif buat pselancar baiku luar maupun dalam negri

Kalau terbiasa yang tinggal renang menggunakan papan. Di Plawangan (kecepatan) ombaknya bisa mencapai 60 km per jam. Sedangakn tinggi ombak bisa mencapai 4 meter. Peselancar juga bisa masuk ke dalam lubang ombak. Sensasinya luar biasa, tapi ya hanya untuk profesional, karena Plawangan merupakan spot yang berbahaya bagi perahu nelayan. Ombaknya ganas. Kalau untuk pemula bisa tapi cukup di pantai yang biasa.

Pantai Watu Dodol

Watu Dodol

Obyek wisata ini kurang lebihnya adalah pantai, terletak di kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, tepat berada di perlintasan jalur Banyuwangi  Situbondo.
Pengunjung yang ingin menikmati keindahan wisata Watu Dodol akan disuguhi indahnya panorama laut dan bisa juga mendaki bukit untuk bisa menikmati pemandangan dan suasana yang lebih dramatis lagi.


Dinamakan Watu Dodol karena akan di jumpai seonggok batu besar di tengah jalan dan menjadi tanda dari keberadaan pantai ini.
Selain pantai dan perbukita, di sini juga terdapat Goa Jepang, peninggalan pertahanan Perang Dunia II oleh Bangsa Jepang.

Wednesday, November 26, 2014

Pantai Sukomade

Pantai Sukomade kira-kira berjarak 97 km ke arah barat daya dari kota Banyuwangi. Pantai Sukomade merupakan pantai yang tenang dan indah. Pada mulanya pantai ini ditemukan oleh Belanda pada tahun 1927. Karet, kopi dan coklat ditanam di tanah perkebunan seluas 1200 hektar. Sukomade meropakan hutan lindung alam di Jawa Timur yang berhubungan dengan penangkaran penyu. Perjalanan malam hari ke pantai Sukomade menjadi tak terlupakan.
Para pengunjung dibimbing oleh para pemandu penjaga hutan yang berpengalaman untuk melihat penyu yang mendarat ke pantai dan bertelur di pantai pasir. Penyu betina biasanya bertelur hingga ratusan yang diletakkan di dalam pasir di pantai. Penyu betina biasanya mulai mendarat di pantai jam 07.30 malam dan kembali ke laut pada jam 12.00 malam hari. Bulan Nopember hungga Maret adalah musim penyu bertelur, Jalan ke sukamade sangat menantang untuk dijelajahi, sepanjang jalan untuk mengunjungi tempat ini, para pengunjung bisa berhenti di pantai Rajegwesi.
Jangan sampai melewatkan Teluk Hijau, sebuah teluk hijau dengan karang terjal yang indah mengitari. Berpesiar di pagi buta untuk melihat binatang-binatang yang merumput di padang rumput juga mengesankan. Tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang masih alami yang harus anda tahu di ujung timur pulau jawa. Pantai Sukamade merupakan salah satu obyek wisata yang terdapat di zona pemanfaatan intensif yaitu TNMB( Taman Nasional Meru Betiri ) yang sangat potensial untuk kegiatan ekowisata. Atraksi yang dapat dilakukan adalah pengamatan penyu bertelur, pelepasan tukik, pengamatan burung, camping, pengamatan rafflesia, dan berkano.
 
Pantai Sukamade merupakan habitat tempat penyu bertelur. Di tempat ini wisatawan dapat menyaksikan secara langsung aktifitas penyu naik ke pantai, bertelur maupun hanya sekedar memeti. Di tempat ini juga terdapat penetasan semi alami untuk menetaskan telur-telur penyu yang telah dikumpulkan oleh petugas. Wisatawan dapat turut aktif dalam usaha konservasi penyu dengan mengikuti kegiatan pelepasan tukik ke laut setelah ditetaskan pada penetasan semi alami.

Fasilitas yang terdapat di lokasi ini antara lain : Pondok Wisata, Camping Ground yang dilengkapi dengan pendopo untuk ruang pertemuan, Shelter, jalan trail wisata, information centre, laboratorium dan pondok kerja. Obyek wisata lain yang ada di Pantai sukamade adalah Hutan mangrove yang terletak di muara timur Pantai Sukamade. Sungainya dapat dipakai berkano pada sore hari sambil melakukan pengamatan burung (Bird Waching) seperti Roko-Roko, Elang laut, Dara Laut dan masih banyak lagi burung burung yang dapat diamati, hal ini biasanya dilakukan sambil menunggu Sunset.

Untuk menuju ke sana, anda dapat menggunakan kendaraan umum atau pribadi. namun perlu diingat medan yang berbukit-bukit dituntut untuk menyesuaikan jenis kendaraan anda. Dari Kota Banyuwangi menuju ke kota Pesanggaran (60 km) kemudian dilanjutkan ke Sarongan (20 km) dengan angkutan umum atau truk. Sarongan-Rajegwesi-Sukomade (17 km). Tersedia Cottage dan Camping Ground.

Jalur menuju Sukomade.

Pantai pulau merah


KABUPATEN Banyuwangi di Jawa Timur memiliki Pantai Pulau Merah. Pantai ini memiliki kelebihan dibandingkan G-land yaitu tidak memiliki banyak batu karang seperti di Plengkung sehingga Pantai Pulau Merah lebih aman bagi peselancar termasuk pemula. Pantai ini memiliki ciri khas lain yaitu adanya sebuah bukit setinggi 200 meter di hadapan pantai yang mirip seperti pantai di Brasil.


Pantai Pulau Merah mirip Pantai Kuta di Bali namun ombaknya lebih bergulung (hingga setinggi dua meter dan panjang 300 meter) di mana itu memungkinkan peselancar melakukan manuver dengan teknik tubes. Ombak di Pantai Pulau merah dipastikan bisa menjadi tujuan peselancar pemula, amatir maupun profesional karena memiliki ketingian rata-rata dua meter. Hal ini berbeda dengan Pantai Plengkung atau G-Land yang hanya lebih banyak dinikmati peselancar profesional.
Nama Pulau Merah sebelumnya adalah Pantai Ringin Pitu. Pergantian namanya menjadi Pulau Merah didasari dua versi. Ada yang mengatakan karena warna tanah dan pasirnya yang kemerahan dari pulau setinggi 200 meter itu. Sebagian lagi menyebutkan, konon dari Pulau Merah yang ada di hadapan pantainya (sekitar 100 meter) itu dahulunya pernah terpancar cahaya merah sehingga warga sekitar menamainya Pulau Merah.

http://indonesia.travel/public/media/images/upload/poi/Pantai-Pulau-Merah-.jpg

Daya tarik lain dari pantai ini adalah lokasinya yang berdekatan dengan desa nelayan Pancer. Anda dapat pula memanfaatkan rumah warga untuk menginap, merasakan keramahan dan kesahajaan nelayan akan menjadi pengalaman berbeda dari biasanya. Dalam setahun, Mei hingga Desember adalah waktu terbaik untuk menikmati keindahan Pantai Pulau Merah. Saat itu pun cuaca terbilang ideal untuk berselancar. Meski Anda tidak bisa berselancar maka menyaksikan para peselancar beraksi sudah cukup menghibur. Antara Januari hingga April kondisi ombak belum ideal untuk kegiatan berselancar namun keindahan pantai ini sudah lebih dari cukup untuk memuaskan rasa haus akan pantai indah.

http://assets.kompas.com/data/photo/2014/06/23/1546004merah-3780x390.jpg

Anda dapat menyewa papan selancar bila sudah meneguhkan diri ingin mencoba atraksi menunggang ombak. Akan tetapi bila belum cukup berani dapat menikmati senja yang menawan dengan langit merah turun melalui sederetan bukit di sebelah barat pantai. Saat Anda berkeliling sekitar Pantai Pulau Merah maka dapat mengarahkan tujuan ke Pura Tawang Alun. Pura umat Hindu ini telah lama berdiri sejak 1980 dan sering dikunjungi umat Hindu dari Bromo dan Bali. Saat tsunami terjadi tahun 1994, pura ini terkena dampaknya sehingga tembok luar pura hancur namun bagian dalam pura (pelinggih padmasana) tidak mengalami kerusakan berarti. Saat itu ombak raksasa setinggi 13 meter menyapu rumah-rumah warga beserta bangunan lainnya di kawasan termasuk pura ini.

http://assets.kompas.com/data/photo/2014/06/23/1542466merah-2780x390.jpg

Apabila Anda sering kali melihat warga sekitar berjalan atau berkendara dengan mengenakan pakaian khusus berwarna hijau terang maka mereka itu adalah pekerja tambang emas. Sebuah perusahaan tambang mengelola sumber daya di sekitar pantai ini. Warga sekitar lebih banyak tidak menerima beroperasinya pertambangan di wilayah ini karena dianggap limbahnya mengotori laut. Pantai Pulau Merah yang termasuk bagian dari rangkaian pantai di selatan Jawa Timur bisa ditempuh dalam waktu tiga jam menggunakan kendaraan roda empat atau sepeda motor dari Kota Banyuwangi atau sekira 60 km.

Lokasinya berada dekat dengan pemukiman penduduk di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. Akses jalan ke tempat ini terbilang mulus sehingga menjadikannya tujuan wisata warga Banyuwangi. Manfaatkan jasa kendaraan sewaan dari Bandara Belimbingsari untuk memudahkan perjalanan Anda karena memang tidak banyak kendaraan umum ke arah pantai ini.

Plengkung ( G-LAND )

Pantai Plengkung / G-Land

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBYAcRvAKpJ56Fjm1K9Cn186bgl2NRIgrA9pwnHLgOjJUMNd_xAGYAtluc_WEkATTV3_BX2n16irRwAccTxzkazybbO0T-HMacMvXGKwBoanNUz2HPeKlYUVrw-PNivqbmqNbmUJODB9E/s640/g-land+bwi.jpg

Pantai Plengkung atau biasa di sebut dengan G-Land, adalah salah satu pantai di Banyuwangi dan telah populer di kenal sebagai â€Å“The Seven Giant Waves Wonder” yang diberikan oleh seorang peselancar dunia atas gulungan ombaknya yang memukau.

Pantai ini terletak sebagai bagian dari Taman Nasional Alas Purwo dan ombak di pantai ini merupakan salah satu yang terbaik di dunia, dengan ombak setinggi 4-6 meter sepanjang 2Km dalam formasi 7 gelombang bersusun. Untuk itu, tidak salah bahwa pantai Plengkung merupakan surga bagi para peselancar profesional dunia yang ingin menaklukkan desiran ombak G-Land ini.
Selain di Plengkung, hanya di Hawaii, Australia, dan Afrika Selatan saja yang memiliki ombak dasyat seperti itu. Ombak di Plengkung adalah nomor dua setelah Hawaii dan yang memiliki ombak terus menerus sepanjang tahun. Puncak ombak di Plengkung hanya ada di bulan-bulan tertentu antara April hingga Agustus. Oleh karena itu tidaklah mengherankan Plengkung sudah lima kali menjadi ajang surfing internasional.
Nama G-Land mengindikasikan dari kata Grajagan, yaitu nama dari sebuah teluk. G-land atau Pantai Plengkung ini dikelilingi oleh hutan tropis yang masih alami dan indah, sehingga menawarkan satu paket komplit untuk berwisata dan berolah raga.

Perjalanan

Akses untuk mencapai ke Pantai Plengkung, bisa dari Bali lanjut menuju banyuwangi maupun dari Surabaya di lanjutkan dengan perjalanan darat selama 7-10 jam. hingga tiba di kota banyuwangi. selanjutnya dari banyuwangi ke pintu masuk Taman nasional Alas Purwo di desa Tegaldlimo membutuhkan waktu 3 jam jalur darat 
Peta Pantai Plengkung dan wisata Alas Purwo
Salah satu yang bikin wajib untuk menjelajah ke pantai plengkung ini adalah perjalananya, karena lokasi pantai di berada di Taman Nasional Alas Purwo. membuat rasa penasaran berpetualang memacu adrenalin di lokasi yang alami dan liar. Sepertinya perjalanan untuk mencapai plengkung sangat menantang. pos Rawabendo sebagai akses pintu masuk TNAP, dari seberang pos akan terlihat hutan,  itulah nanti akan bertemu pos 2 yaitu pancur, dengan type hutan hujan tropis, vegetasi nya sangat jamak di sekitar hutan. jalan bergelombang, rawa, tanah berlumpur, membelah sungai, pepohonan yang didominasi pohon tinggi dengan daun-daun yang menghalang sinar matahari masuk, pasti menjadi pengalaman yang tak terlupakan. semakin masuk kedalam hutan semakin gelap karena terhalang pepohonan yang tinggi. belum lagi suara kicau burung bersahut-sahutan dan terkadang di sepanjang jalur perlintasan menemukan hewan yang mungkin hanya bisa di lihat di kebun binatang. sedang berhenti dan beristirahat di tengah jalan. luar biasa. 
Ada dua jalur sebenarnya untuk menuju pantai ini, bagi anda yang tidak ingin bersusah payah, anda dapat menggunakan speed boat dari Teluk Grajakan atau dari Pelabuhan Benoa di Denpasar dengan jarak tempuh ber-variatif tergantung cuaca dan kondisi ombak pantai selatan. Kawasan pantai yang dikenal mancanegara dengan nama G-Land ini memang tak se-indah kebanyakan pantai di Bali namun ombak ganas yang ada di pantai ini menjadi magnet tersendiri bagi para surfer lokal maupun mancanegara dan tidak ditemukan di pantai manapun di Bali. Karena itulah walaupun lokasinya yang terisolasi tetep ada saja wisatawan yang ingin datang ke pantai ini terlebih untuk menjajal keganasan ombaknya.
Anda pernah dengar Oahu di hawai, Fiji, dan Tahiti? Jika anda penggermar berat olahraga surfing maka nama itu tidak akan asing lagi bagi anda, trio ombak paling besar, paling ganas, dan paling spektakuler di dunia bagi para surfer. Nah, konon di G-Land atau pantai Plengkung ini ombaknya hampir menyerupai trio “the heaven of surf” itu. Panjang ombak G-Land sendiri yaitu bisa mencapai sekitar 2 kilometer, dan tinggi maksimal 6 meter, bisa anda bayangkan sendiri bagaimana keadaan ombak disana. Begitu kerasnya terpaan ombak tak jarang membuat papan surf yang biasa terbuat dari serat karbon itu patah.  Kita sebagai orang Indonesia juga berpatut bangga karena peselancar kelas dunia pun bernah mencoba ombak pantai ini dalam gelaran event internasional Quicksilver Pro yang diadakan berturut-turut pada tahun 1995-1997 di Pantai ini. Sayangnya, krisis ekonomi Indonesia yang terjadi pada tahun 1998 membuat gelaran Internasional tahun berikutnya di alihkan ke negara lain.
Meski lokasi pantai yang jauh dari keramaian, pantai ini tetap mempunyai fasilitas untuk memanjakan pengunjungnya. Namun jangan mengharap ada penginapan disini apalagi penginapan yang mewah, karena yang ada hanya penyewaan camp. Listrik tidak ada karena yang ada hanyalah diesel Genset, siaran TV pun susah didapat namun tetap ada TV yang menayangkan video-video bertemakan surfing, Untuk makanan sendiri anda tidak perlu khawatir karena penyewaan camp akan menyediakan berbagai macam makanan, yang mewah sekalipun. Untuk menginap disana anda dikenakan biaya yang cukup mahal sekitar 350 ribu – 550 ribu tergantung negosiasi dengan pemilik camp. Biaya tersebut sudah termasuk kaos, ongkos speed boat, makanan dan minuman, dan AC.
Bagaimana? anda berniat untuk sesekali mengunjunginya? saya yakin anda akan tertarik untuk hal itu. Dan untuk Surfing mania, siapkan papan dengan bahan kualitas prima dan adrenalin yang cukup untuk menjajal The wild wave di Pantai Plengkung, Banyuwangi

Nuansa Alam

Pantai Plengkung ternyata adalah one of Seven Giants wave wonders in the world. sebuah destinasi yang paling favorit diantara peselancar dunia selain hawaii, dan Afrika Selatan. Di sebuah forum wisatawan mancanegara, mereka lebih mengenal dan menyebut pantai plengkung sebagai G-land, dalam forum tersebut juga di jelaskan G bisa berarti Green karena letak nya di Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) sebuah taman nasional hutan hujan tropis dengan keindahan pesona alam yang alami dan savana yang liar. G juga berarti Grajagan sebuah pantai di teluk yang memiliki ombak besar. dan  G bisa berarti Great, karena pantai plengkung memiliki ombak besar bisa mencapai 8 meter.

Ombak yang bergulung-gulung
Sebuah Ombak datang bergulung-gulung tinggi, tak kurang setengah mil dari bibir pantai. bergerak menggulung mendekati pantai dan pecah. karakteristik sebuah ombak yang paling di cari para peselancar adalah gelombang ombak yang dapat terjadi minimum 7 kali dalam suatu rentetan interval waktu, dan Plengkung adalah salah satu yang memiliki karakteristik tersebut. maka jangan heran jika plengkung menjadi destinasi yang paling di incar peselancar, bahkan Plengkung telah menjadi ajang international surfing event sebanyak 4 kali. salah satunya adalah Quicksilver  pro surfing championship.
Wisatawan ber surf dgn gelombang
Karakteristik unik lain dari Pantai Plengkung adalah ombaknya. Ombak di pantai plengkung ini memiliki tingkatan, menurut salah satu forum surfer, "Kong" merupakan ombak terbesar dan merupakan level 1, ombak ini ketinggian interval 6-8 meter. biasa digunakan oleh event peselancar profesional. Ombak yang tinggi bak gelombang tsunami yang teratur dan indah. selanjutnya "Speedis" adalah level ke 2 ombak dengan ketinggian interval 5-6 meter. biasanya digunakan oleh peselancar pro dalam latihan sehari-hari. dan level terakhir adalah "many tracks" memiliki ketinggian ombak sekitar 3-4 meter. kawan yang ingin memulai belajar dapat mencoba di batu lawang. tidak jauh dari lokasi plengkung sekitar 20 menit.

Taman Nasional Alas Purwo

Taman Nasional Alas Purwo

http://sman1glagah.com/wp-content/uploads/2013/06/Taman-Nasional-Alas-Purwo.jpg

Taman Nasional Alas Purwo, adalah taman nasional yang terletak di kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Purwoharjo, Banyuwangi.
Taman nasional ini memiliki luas 43.420 ha yang terdiri dari: Zona Inti (Sanctuary Zone), Zona Rimba (Wilderness Zone), Zona Pemanfaatan (Intensive Zone) dan Zona Penyangga (Buffer Zone). Taman Nasional Alas Purwo merupakan kawasan hutan hujan dataran rendah dan terdapat sedikitnya 584 jenis tumbuhan seperti, rumput, herba, semak, liana dan pohon.
Tumbuhan khas dan endemik pada taman nasional ini yaitu sawo kecik (Manilkara kauki) dan bambu manggong (Gigantochloa manggong). Tumbuhan lainnya adalah ketapang (Terminalia cattapa), nyamplung (Calophyllum inophyllum), kepuh (Sterculia foetida), keben (Barringtonia asiatica), dan 13 jenis bambu.
Taman Nasional Alas Purwo juga merupakan habitat dari beberapa satwa liar seperti lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus), banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), burung merak (Pavo muticus), ayam hutan (Gallus gallus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus melas), dan kucing bakau (Prionailurus bengalensis javanensis). Satwa langka dan dilindungi seperti penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas) yang biasanya sering mendarat di pantai Selatan taman nasional ini pada bulan Januari - September.




Melihat hewan bebas lepas di habitatnya menyimpan kepuasan tersendiri, apalagi jika dipadu dengan menikmati keindahan flora dan pantai. Kita bisa mendapatkan semua potensi wisata tersebut di Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur.

Secara administratif Taman Nasional ini terletak di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Purwoharjo, Kecamatan Muncar, dan Kecamatan Tegaldlimo. Dari segi potensi flora, Taman Nasional Alas Purwo memiliki formasi berupa hutan pantai hingga hutan hujan tropika dataran rendah. Jenis-jenis flora yang terdapat pada formasi hutan pantai yaitu Ketapang, Sawo Kecik, Waru Laut, Keben, dan Nyamplung. Sedangkan jenis flora yang terdapat pada formasi hutan alam dataran rendah lebih dominan pada vegetasi pohon, antara lain adalah Dondong Alas, Kemiri, dan Asam.

Selain itu, terdapat formasi tumbuhan bambu yang memiliki 13 jenis bambu, yaitu Bambu Ampel, Bambu Wuluh, Bambu Apus, Bambu Gesing, Bambu Jajang, dan Bambu Manggong. Bambu Manggong adalah merupakan endemik dari Taman Nasional Alas Purwo.

Taman nasional ini juga menghidupi berbagai satwa, ada 21 satwa liar dari jenis mamalia. Bisa juga kita jumpai Banteng, Kijang, Rusa, Lutung, Kancil, Bajing Terbang, Berang-berang, Landak, Linsang, Macan Tutul, Anjing Hutan, dan Kucing Hutan. Sedangkan dari jenis Aves, terdapat sebanyak 35 jenis burung hutan dan 59 jenis burung air telah mendiami Taman Nasional ini.

Belum puas menjelajahi keunikan flora & faunanya, kita juga disuguhkan dengan pemandangan tiga pantai cantik yang berada di Taman Nasional Alas Purwo. Di Pantai Pancur, Pantai Triangulasi dan Pantai Plengkung, kita bisa menikmati panorama alam atau sekedar berkemah dan memancing.

Pantai Plengkung, menawarkan ombak yang besar sehingga sering dimanfaatkan oleh para wisatawan asing untuk surfing. Pantai yang sering disebut dengan G-Land ini sering dikunjungi Wisatawan asing yang datang dari Bali.

Di taman nasional ini, dilarang untuk berkemah, dikarenakan seringnya satwa liar yang berkeliaran seperti rusa, banteng, dan babi hutan. Perjalanan ke Taman Nasional Alas Purwo ditempuh selama 8 jam dengan bus dari Kota Malang.

Di pintu masuk sektor Rowo Bendo tertulis larangan ”Jangan Tinggalkan Apapun kecuali Telapak Kaki dan Jangan Mengambil Apapun kecuali Foto”. Berkembang Mitos yang diyakini warga sekitar bahwa merusak alas purwo dapat berakibat fatal dikemudian hari. (Laras)
Padang Rumput Sadengan  Padang Rumput atau savana Sadengan adalah padang rumput dengan luas 80 hektar, dan merupakan padang rumput semi alami di Banyuwangi dan masuk dalam teritori Taman Nasional Alas Purwo. Disebut padang rumput semi alami karena keberadaan padang rumput ini tidak berlangsung secara alami, dimana terbentuk karena kerusakan hutan sehingga membentuk hamparan rumput yang luas.

Satwa yang hidup di padang rumput ini merupakan penggabungan antara Greezer atau satwa yang merumput di savana Sadengan, dan Browser atau yang makan tumbuhan di dalam hutan. Berbagai spesies bisa di temukan di padang ini seperti; Banteng (Bos javanicus), Rusa (Cervus timorensis), Ajag (Cuon alpinus), Kijang (Muntiacus muntjak), Babi Hutan (Sus scrofa), Macan Tutul (Panthera pardus).
Di Sadengan, yang berlokasi di kecamatan Tegaldlimo ini disediakan pos pemantauan satwa dengan sebuah gubuk dengan tiga lantai. Dari sini, wisatawan bisa melihat secara langsung satwa liar dari ketinggian. Juga, bagi wisatawan yang hendak meneliti hewan di Sadengan, telah disediakan penginapan khusus untuk peneliti. Lokasinya tepat berada dibelakang pos pemantauan.

Tuesday, November 25, 2014

Gunung Semeru ( Mahameru )

terlihat daru jauh Gunung Semeru sumber : google.
Siapa yang tidak kenal dengan Gunung semeru yang biasanya juga dikenal dengan nama Mahameru, Gunung Semeru adalah gunung tertinggi dipulau Jawa dan gunung berapi yang kedua tertinggi di Indonesia yang puncaknya mencapai 3676 m dari permukaan laut dan merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif.
Setiap lebih kurang 20 menit sekali kawahnya mengeluarkan abu vulkanik  berwarna hitam dan pasir, Posisi gunung ini terletak diantara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06' LS dan 120°55' BT.
Dilihat dari kejauhan Mahameru menunjukan bentuk kerucut, tetapi saat berada dipuncak gunung tersebut berbentuk kubah yang luas dengan medan beralun disetiap tebingnya. Kawah Jonggring Saloka.
Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8M hingga akhir November 1973, disebelah selatan kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah pasirian, Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang.
Gunung Semeru adalah bagian termuda dari pegunungan Jambangan tetapi telah berkembang menjadi strato-vulkano luas yang terpisah. Aktivitas material vulkanik yang dikeluarkan meliputi:
  1. Letusan abu, lava blok tua dan bom lava muda
  2. Material lahar vulkanik bercampur dengan air hujan atau air sungai.
  3. Letusan bagian kerucut yang menyebabkan longsoran.
  4. Pertumbuhan lamban atau beransur dari butiran lava dan beberapa kali guguran lahar panas.
Seperti pada umumnya ditempat tinggi lainnya, daerah sepanjang rute perjalanan dari mulai Ranupane (2.200m dpl) sampai puncak Mahameru mempunyai suhu relatif dingin. Suhu rata-rata berkisar antara 3°C - 8°C pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°C - 21°C. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin.

 Berikut informasi tentang Orang pertama yang mendaki Mahameru yaitu :
  1. CLIGNET (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat Widodaren. 
  2. Selanjutnya Junhuhn (1945) seorang ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayak-Ayak, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo.
  3. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.
Gerbang Jalur Mahameru sumber : google


Jalur pendakian

Jalur pendakian ke gunung Mahameru yang paling mudah dicapai adalah dari kota Malang, kota ini bisa dicapai dengan menggunakan bis ataupun kereta api ( lebih enak kereta api ), kemudian dilanjutkan dengan naik angkot (dengan kode TA) menuju Tumpang, dan perjalanan dilanjutkan ke Desa Ranu Pane dengan menumpang kendaraan Jeep atau truk sayur yang memang akan menuju Desa Ranu Pane.
Biasanya pendaki menggunakan Jeep baik perorangan maupun carteran. Tetapi Jeep ini hanya sampai jam 12.00 siang, jadi jangan sampai ketinggalan.

Perkiraan Waktu tempuh perjalanan menuju gunung Mahameru dari Malang sebagai berikut:

  •   Malang - Tumpang 18 km 45 menit
  •  Tumpang - Ranupane 30 km 180 menit 
  • Ranupane -Waturejeng 05 km 90 menit
  • Waturejeng - Ranukumbolo 05 km 90 menit
  • Ranukumbolo - Kalimati 4,5 km 180 menit
  • Kalimati - Arcopodo 1,5 km 120 menit
  • Arcopodo - Puncak Mahameru 1,5 km 3-4 jam
Jalur pendakian lewat Ranu Pane sumber : google,
 Banyak pendaki yang mengambil tahapan pendakian sebagai berikut :

-          Malang - Tumpang - Ranu Pane (menginap di Ranu Pane)
-          Ranu Pane - Ranu Kumbolo ( menginap di Ranu Kumbolo)
-          Ranu Kumbolo - Kalimati ( menginap di Kalimati)
-          Kalimati - Puncak - Kalimati - Ranukumbolo (Setelah dari puncak makan siang di Kalimati dan bermalam di Ranu Kumbolo)
-          Ranu Kumbolo - Ranu Pane (menginap di Ranu Pane)
-          Ranu Pane - Tumpang – Malang

Saran !!!
Waktu pendakian gunung Mahameru sebaiknya dilakukan pada musim kemarau, yaitu sekitar bulan Juni, Juli, Agustus dan September. Sedangkan bulan-bulan Januari dan Februari terjadi musim penghujan sering terjadi badai basah dan tanah longsor.
Perijinan
  1. Setiap pendaki yang akan mendaki Mahameru harus mendaftar terlebih dahulu di kantor sub seksi area konservasi di desa Gubug Klakah. Rencana dan rute pendakian harus dilaporkan di pos ini. Dan paling sedikit satu grup pendakian terdiri dari tiga orang. Biaya masuk sudah termasuk asuransi kecelakaan. 
  2. Sebelum memulai pendakian di Ranu Pane, para pendaki harus melapor ulang di pos petugas kehutanan di Ranu Pane dan melaporkan setiap perlengkapan dan logistik yang dibawa. 
  3. Di jalan setapak gunung, para pendaki harus tetap berjalan dijalan setapak yang sudah ada, dilarang keras memotong jalan setapak. 
  4. Untuk kelompok pendakian yang kurang dari lima orang dan tidak ada satupun yang pernah mendaki, sangat dianjurkan untuk menyewa penunjuk jalan.

Dilarang keras !!! membuang sampah sembarangan dan setiap sampah yang dihasilkan harus dibawa turun kembali. Jangan meninggalkannya di lokasi menginap atau dijalan setapak.

Aturan-aturan saat di puncak Mahameru :

  • Dilarang keras mendekati kawah Jonggring Seloka karena bahaya dari gas beracun dan abu panas. 
  • Lebih baik mendaki kepuncak dimulai waktu dini hari, karena di siang hari angin berhembus ke arah utara dan menyapu gas beracun kearah jalur pendakian. 
  • Batas waktu berada di puncak adalah sampai jam 10.00 am. setelah itu harus turun. karena arah angin sudah mulai berhembus ke arah utara.
Berikut rute-rute yang di lalui pendaki

RANU PANE

Desa ranu pane sumber : google.
Ranu Pane adalah nama sebuah desa dan danau yang terletak dikaki gunung Mahameru, terletak pada ketinggian 2.000 m dpl, merupakan desa terakhir dengan perjalanan kendaraan bermotor. Didesa ini terdapat pos pemeriksaan pendaki gunung dan fasilitas yang ada berupa; pondok pendakian, pondok penelitian, pusat informasi, kantor resort, wisma cinta alam, wisma tamu dan bangunan pengelola. Selain danau Ranu Pane ada lagi danau lain dibalik bukit kecil yaitu danau Ranu Regulo.

Danau ranu Regulo, sumber : google.
WATU REJENG
Watu Rejeng adalah sebuah tebing batu yang besar dengan dinding yang memiliki kemiringan 90 derajat, mungkin asik untuk rockclimbing, tapi lebih baik jangan karena menurut mitos Watu Rejeng menyimpan rahasia misteri gaib, disini ada sebuah pos, tapi jarang yang berkemah atau bermalam di pos ini. pendaki lebih memilih meneruskan perjalanan ke Ranu Kumbolo, jaraknya hanya 90 menit perjalanan dari Watu Rejeng
Watu rejeng, sumber : google.
RANU KUMBOLO

Daerah ini berjarak kira-kira 10Km dari Ranu Pane, berada pada ketinggian 2.390m dpl, merupakan lembah yang berdanau yang luasnya 12 Ha. Daerah ini merupakan tempat peristirahatan yang memiliki pemandanangan dan ekosistem dataran tinggi asli. Panorama alam di pagi hari akan lebih menakjubkan berupa sinar matahari yang terbit dari celah-celah bukit menunjukan warna-warni yang membuat disekitar danau berwarna kemerah-merahan dan kekuningan, ditambah uap air diatas danau seakan-akan keluar dari danau tersebut. Fasilitas yang ada ditempat ini berupa Pondok Pendaki dan MCK untuk istirahat dan memasak serta berkemah. Didaerah ini terdapat prasasti peninggalan jaman purbakala dan diduga merupakan peninggalan kerajaan Majapahit.
Danau Ranu Kumbolo, sumber : google.
Tanjakan Cinta, sumber : google.
Tanjakan Cinta :
 
Disekitar Ranu Kumbolo terdapat beberapa tempat lain yang bisa memberikan kenangan yang berkesan, seperti Tanjakan Cinta. Ada yang bilang disebut Tanjakan Cinta karena bentuk tanjakannya yang seperti amor. Tapi ada juga yang menyebut nama itu karena saat menaiki tanjakan ini akan ngos-ngosan seperti saat bercinta.




PANGONAN CILIK

Pangonan Cilik merupakan sebuah nama untuk kawasan padang rumput yang terletak di lembah gunung "Ayak-ayak" yang terkenal dengan dinding batuan "Watu Rejeng" yang letaknya tidak jauh dari Ranu Kumbolo. Bila melalui jalur umum, kita tidak akan melewati Pangonan Cilik ini. Namun tak ada salahnya mengunjungi padang rumput ini karena pemandangannya indah. Asal usul nama tersebut oleh masyarakat setempat dikarenakan kawasan ini mirip dengan padang penggembalaan ternak (Pangonan). Daya tarik kawasan ini merupakan lapangan yang relatif datar ditengah-tengah kawasan yang sekitarnya dengan bentuknya membentuk bukit-bukit yang penuh rumput, sehingga membuat daya tarik tersendiri untuk dikunjungi.
Panggonan Cilik, sumber : google.
ORO ORO OMBO

Oro Oro Ombo, sumber : google.
Daerah ini merupakan padang rumput yang luasnya lebih kurang 100 Ha berada disebuah lembah yang dikelilingi oleh bukit-bukit gundul dengan type ekosistem asli tumbuhan rumput, lokasi berada dibagian atas dari tebing yang bersatu mengelilingi Ranu Kumbolo. Padang rumput ini mirip dengan sebuah mangkuk dengan hamparan rumput yang berwarna kekuningan, kadang-kadang pada beberapa tempat terendam air hujan. Pada saat sekaran juga disebut "Bukit Teletabis" oleh sebagian pada pendaki muda.
  
CEMORO KANDANG

Cemoro Kandang, sumber : google.
Kelompok hutan Cemoro Kandang termasuk dalam gugusan Gunung Kepolo (3.095m dpl), Merupakan hutan yang ditumbuhi pohon Cemara yang jarang dan tumbuhan paku-pakuan. Jalur pendakian melewati daerah ini dengan topografi relatif datar, terletak disebelah selatan dari Pandang Rumput Oro Ombo.
JAMBANGAN
 
Jambangan, sumber google.
Daerah padang rumput ini terletak diatas 3.200m dpl, merupakan padang rumput yang diselangi oleh tumbuhan cemara, mentingidan bunga edelweiss. Topografi relatif lebih datar pada jalur pendakian ini, beberapa tempat yang teduh menampakan sebagai tempat istirahat yang ideal untuk menikmati udara yang sejuk. Dari tempat ini terlihat gunung Mahameru secara jelas menjulang tinggi dengan kepulan asap menjulang ke angkasa serta guratan/alur lahar pada seluruh tebing puncak yang mengelilinginya berwarna perak, ditempat inilah para pendaki maupun fotografer sering mengabadikan atraksi keunikan dan gejala alam gunung api yang selalu mengeluarkan asap dan debu, merupakan suatu panorama alam yang menakjubkan.

KALIMATI

Sumber : google.
Nama tempat ini berasal dari nama sebuah sungai/kali yang tidak berair dan terdapatnya aliran di sungai Kalimati merupakan tempat berkemah para pendaki sbelum melakukan pendakian ke Gunung Mahameru. Fasilitas didaerah ini terdapat pondok pendaki dan kebutuhan air untuk memasak bisa diambil dari sunber mata air yang dikenal dengan Sumber Mani. Banyak para pendaki melakukan start pendakian ke puncak dari daerah ini sekitar jam 02.00 dini hari dengan perkiraan sampai di puncak sekitar pukul 06.00 pagi hari. tersebut kecuali dimusim hujan yang menyatu dengan alairan lahar Gunung Mahameru. Daerah ini merupakan daerah padang rumput dengan tumbuhan semak dan hamparan edelweiss seluas lebih kurang 20 Ha, dikelilingi oleh kelompok hutan alam dan bukit-bukit rendah.
Kawasan Kali Mati, sumber google.
ARCOPODO

Arcopodo dalam bahasa Indonesia artinya Arca kembar itu adalah peninggalan jaman Majapahit, dulunya sebagai tempat pemujaan. Menurut berbagai cerita, Arca kembar itu telah hilang. Ada juga yang bilang bahwa tidak sembarangan orang bisa melihat arca itu.  Arca kembar (Arcopodo) itu sudah tampak tak utuh lagi, arca disebelah kiri telah hilang bagian kepalanya, sedang yang disebelah kanan masih utuh tapi bentuk wajahnya sudah susah untuk dikenali. Didepan kedua Arca itu terdapat sebuah altar pemujaan. Setiap awal bulan Agustus selalu diadakan upacara pemujaan di Arcopodo ini.

Dahulu jalur pendakian melewati depan Arca Kembar ini, namun setelah tahun 1960 jalur ini ditutup dan dialihkan ke sebelah barat jalur kawah arcopodo. Dikarenakan banyak tangan-tangan jahil yang mengganggu keberadaan dan keaslian arca kembar tersebut. Sekarang Arca itu ditutupi atap seng untuk melindungi dari hempasan hujan material dari kawah Jonggring Saloka.
CEMORO TUNGGAL

Selepas Arcopodo, tepatnya setelah batas vegetasi, medan pendakian berupa pasir. Selepas batas vegetasi tidak ada lagi tumbuhan yang hidup. Dahulu terdapat satu pohon cemara yang berada di lereng pasir, Pohon cemara ini dinamakan cemoro tunggal.
  
Cemoro Tunggal Roboh
Namun pada tahun 2009 pohon tersebut telah tumbang. Selepas cemoro tunggal, medan hanya berupa pasir dan batu yang terjal. Dinding pasir tebal bebatuan dengan kemiringan mencapai 45-70 derajat menyebabkan badan sering merosot. Ada baiknya membawa tongkat/trekking pole untuk mempermudah pendakian.






JONGGRING SALOKO
http://pbs.twimg.com/media/A_U85T5CEAA8aPb.jpg:large
kepulan asap (Joggring saloka ) Mahameru, sumber google.
Jonggring Saloko adalah nama kawah puncak Gunung Semeru. Sesuai dengan namanya, puncak Semeru merupakan puncak abadi para dewa. Dan sampai kini pendakian menuju Semeru masih menjadi favorit para petualang alam bebas baik dalam negeri maupun wisatawan asing, karena namanya yang melegenda. Disarankan untuk para pendaki tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar.
terlihat dari kejauhan, asp Jonggring saloka gunung Semeru, sumber : google.

Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 sampai dengan 10 °C, pada puncak musim kemarau minus 0 °C, dan dijumpai kristal - kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember sampai dengan Januari sering ada badai. Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300 s/d 800 meter.
Material yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. 

PUNCAK MAHAMERU

http://surabaya.panduanwisata.id/files/2014/09/Mendaki-Puncak-Semeru2.jpg
Jalur pendakian sebelum mencapai puncak Mahameru, sumber google.
Panorama dari puncak tertinggi di pulau Jawa ini sangat indah untuk dinikmati. terlihat beberapa puncak pegunungan di Jawa Timur, garis pesisir pantai Samudera Hindia, kota-kota besar serta matahari terbit di ufuk timur. Selain itu tentu saja ciri khas Mahameru yaitu letupan debu dan kerikil yang selalu muncul setiap 20 menit sekali dari kawah Jonggring Saloko.
http://airbeningnote.files.wordpress.com/2012/08/mahameru-summit1.jpg
puncak Mahameru, sumber : google.
PENTING !

Persyaratan Pendakian Semeru
  1. Fotocopy identitas diri sebanyak 2 rangkap untuk masing – masing calon pendaki
  2. Fotocopy surat keterangan kesehatan dokter sebanyak 2 lembar
  3. Membuat surat pernyataan (karena pendakian dibatasi sampai kalimati) bermaterai Rp.6000
  4. Mengurus Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI)
  5. Mengisi Biodata Semua Pengikut : Nama lengkap, umur, alamat beserta nomor telpon keluarga yang bisa dihubungi masing-masing.
  6. Pendakian dilakukan berkelompok  atau beregu, minimal 3 ( tiga ) orang. Bila ingin mendaki sendirian maka petugas tidak akan memberikan pelayanan perijinan untuk melakukan pendakian.