Taman Nasional Alas Purwo
Taman Nasional Alas Purwo, adalah taman nasional yang terletak di kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Purwoharjo, Banyuwangi.
Taman nasional ini memiliki luas 43.420 ha yang terdiri dari: Zona Inti (Sanctuary Zone), Zona Rimba (Wilderness Zone), Zona Pemanfaatan (Intensive Zone) dan Zona Penyangga (Buffer Zone). Taman Nasional Alas Purwo merupakan kawasan hutan hujan dataran rendah dan terdapat sedikitnya 584 jenis tumbuhan seperti, rumput, herba, semak, liana dan pohon.
Tumbuhan khas dan endemik pada taman nasional ini yaitu sawo kecik (Manilkara kauki) dan bambu manggong (Gigantochloa manggong). Tumbuhan lainnya adalah ketapang (Terminalia cattapa), nyamplung (Calophyllum inophyllum), kepuh (Sterculia foetida), keben (Barringtonia asiatica), dan 13 jenis bambu.
Taman Nasional Alas Purwo juga merupakan habitat dari beberapa satwa liar seperti lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus), banteng (Bos javanicus javanicus), ajag (Cuon alpinus javanicus), burung merak (Pavo muticus), ayam hutan (Gallus gallus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus melas), dan kucing bakau (Prionailurus bengalensis javanensis). Satwa langka dan dilindungi seperti penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas) yang biasanya sering mendarat di pantai Selatan taman nasional ini pada bulan Januari - September.
Melihat hewan bebas lepas di habitatnya
menyimpan kepuasan tersendiri, apalagi jika dipadu dengan menikmati
keindahan flora dan pantai. Kita bisa mendapatkan semua potensi wisata
tersebut di Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur.
Secara administratif Taman Nasional ini
terletak di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Purwoharjo, Kecamatan
Muncar, dan Kecamatan Tegaldlimo. Dari segi potensi flora, Taman
Nasional Alas Purwo memiliki formasi berupa hutan pantai hingga hutan
hujan tropika dataran rendah. Jenis-jenis flora yang terdapat pada
formasi hutan pantai yaitu Ketapang, Sawo Kecik, Waru Laut, Keben, dan
Nyamplung. Sedangkan jenis flora yang terdapat pada formasi hutan alam
dataran rendah lebih dominan pada vegetasi pohon, antara lain adalah
Dondong Alas, Kemiri, dan Asam.
Selain itu, terdapat formasi tumbuhan
bambu yang memiliki 13 jenis bambu, yaitu Bambu Ampel, Bambu Wuluh,
Bambu Apus, Bambu Gesing, Bambu Jajang, dan Bambu Manggong. Bambu
Manggong adalah merupakan endemik dari Taman Nasional Alas Purwo.
Taman nasional ini juga menghidupi
berbagai satwa, ada 21 satwa liar dari jenis mamalia. Bisa juga kita
jumpai Banteng, Kijang, Rusa, Lutung, Kancil, Bajing Terbang,
Berang-berang, Landak, Linsang, Macan Tutul, Anjing Hutan, dan Kucing
Hutan. Sedangkan dari jenis Aves, terdapat sebanyak 35 jenis burung hutan dan 59 jenis burung air telah mendiami Taman Nasional ini.
Belum puas menjelajahi keunikan flora
& faunanya, kita juga disuguhkan dengan pemandangan tiga pantai
cantik yang berada di Taman Nasional Alas Purwo. Di Pantai Pancur,
Pantai Triangulasi dan Pantai Plengkung, kita bisa menikmati panorama
alam atau sekedar berkemah dan memancing.
Pantai Plengkung, menawarkan ombak yang besar sehingga sering dimanfaatkan oleh para wisatawan asing untuk surfing. Pantai yang sering disebut dengan G-Land ini sering dikunjungi Wisatawan asing yang datang dari Bali.
Di taman nasional ini, dilarang untuk
berkemah, dikarenakan seringnya satwa liar yang berkeliaran seperti
rusa, banteng, dan babi hutan. Perjalanan ke Taman Nasional Alas Purwo
ditempuh selama 8 jam dengan bus dari Kota Malang.
Di pintu masuk sektor Rowo Bendo tertulis larangan ”Jangan
Tinggalkan Apapun kecuali Telapak Kaki dan Jangan Mengambil Apapun
kecuali Foto”. Berkembang Mitos yang diyakini warga sekitar bahwa
merusak alas purwo dapat berakibat fatal dikemudian hari. (Laras)
Padang Rumput Sadengan
Padang Rumput atau savana Sadengan adalah padang rumput
dengan luas 80 hektar, dan merupakan padang rumput semi alami di
Banyuwangi dan masuk dalam teritori Taman Nasional Alas Purwo. Disebut
padang rumput semi alami karena keberadaan padang rumput ini tidak
berlangsung secara alami, dimana terbentuk karena kerusakan hutan
sehingga membentuk hamparan rumput yang luas.
Satwa yang hidup di padang rumput ini merupakan penggabungan antara Greezer atau satwa yang merumput di savana Sadengan, dan Browser atau yang makan tumbuhan di dalam hutan. Berbagai spesies bisa di temukan di padang ini seperti; Banteng (Bos javanicus), Rusa (Cervus timorensis), Ajag (Cuon alpinus), Kijang (Muntiacus muntjak), Babi Hutan (Sus scrofa), Macan Tutul (Panthera pardus).
Di Sadengan, yang berlokasi di kecamatan Tegaldlimo ini disediakan pos pemantauan satwa dengan sebuah gubuk dengan tiga lantai. Dari sini, wisatawan bisa melihat secara langsung satwa liar dari ketinggian. Juga, bagi wisatawan yang hendak meneliti hewan di Sadengan, telah disediakan penginapan khusus untuk peneliti. Lokasinya tepat berada dibelakang pos pemantauan.
Satwa yang hidup di padang rumput ini merupakan penggabungan antara Greezer atau satwa yang merumput di savana Sadengan, dan Browser atau yang makan tumbuhan di dalam hutan. Berbagai spesies bisa di temukan di padang ini seperti; Banteng (Bos javanicus), Rusa (Cervus timorensis), Ajag (Cuon alpinus), Kijang (Muntiacus muntjak), Babi Hutan (Sus scrofa), Macan Tutul (Panthera pardus).
Di Sadengan, yang berlokasi di kecamatan Tegaldlimo ini disediakan pos pemantauan satwa dengan sebuah gubuk dengan tiga lantai. Dari sini, wisatawan bisa melihat secara langsung satwa liar dari ketinggian. Juga, bagi wisatawan yang hendak meneliti hewan di Sadengan, telah disediakan penginapan khusus untuk peneliti. Lokasinya tepat berada dibelakang pos pemantauan.
No comments:
Post a Comment